Senjata-Senjata Dzikir
Oleh: Jamal KeMalud
Penulis Lepas
Seorang ahli, mampu meracik dzikir menjadi sebuah kekuatan yang maha
dahsyat. Dengan komposisi yang tepat, dosis yang terukur, dan waktu yang
disiplin, dzikir bisa menjadi peluru, rudal kendali, kaca mata tembus pandang,
mesin ruang dan waktu, benteng pertahanan canggih, mata-mata yang jenius,
peralatan militer yang sulit dibayangkan dengan logika, dan masih banyak lagi.
Bahkan, semua peralatan canggih saat ini, ada padanannya di dunia dzikir.
![]() |
(Gambar ilustrasi) |
Jika anda bergumam, “Semua itu ngawur!”. Memang, bayi tidak akan pernah
mengerti tentang cerita nikmatnya seks. Orang buta juga tidak percaya keindahan
pelangi. Bahkan, penderita sakit mata dan kelelawar tidak mau melihat sinarnya
mentari pagi.
Meskipun demikian, semua keluarbiasaan itu bukan tujuan. Tujuan utama
adalah mendekatkan diri kepada Allah swt. Jika dibandingkan, seandainya semua
kelebihan itu dinilai dengan uang, maka semua kelebihan itu adalah uang receh,
sedangkan dekat dengan kekasih adalah uang 100 miliar, bahkan tiada terhingga
nilainya.
Baca juga : Berkenalan Dengan Dzikir
Wirid, Hizib, Ratib, dan MaulidSeperti meracik tumbuh-tumbuhan, dedaunan, dan komposisi lainnya menjadi parfum, atau meracik buah tertentu, akar-akaran, dan komposisi lainnya menjadi obat herbal, dzikir-dzikir itu diracik menjadi wirid, hizib, ratib, maulid, dan lain-lain.
Seperti obat yang mempunyai dosis tertentu dan waktu tertentu untuk
diminum, dzikir juga mempunyai dosis repetisi dan waktu tertentu untuk dibaca.
Obat mag dimakan sebelum makan, begitu juga wirid dibaca setelah subuh dan
magrib, misalnya. Obat migrain diminum sebelum tidur, begitu juga hizib dibaca
setelah isya, misalnya.
Hizib dan ratib banyak macamnya. Ada hizib, yang saking ampuhnya,
tidak boleh dibaca sembarangan. Ia hanya boleh dibaca dalam kondisi perang.
Tetapi sekali lagi, wirid, hizib, dan ratib yang paling berkualitas adalah
yang berfungsi untuk mendekatkan diri kepada Allah swt.
Baca juga : Dzikir Di Dalam Al-Quran
Peracik Hizib, Ratib, dan Maulid adalah Dokter Batin
Berbicara tentang batin, berarti berbicara tentang hati. Batin manusia
berpenyakit. Ada penyakit sombong, ujub, riya’, malas, meremehkan, menghina,
merendahkan, mencaci, pelit, dan penyakit batin lainnya.
Hizib dan ratib dibuat untuk mengobati penyakit-penyakit batin itu.
Seringkali, hizib dan ratib itu dibaca dengan lagu-lagu tertentu agar jiwa
semakin tersentuh dan mengikuti arus keindahan untuk menyapa sang kekasih yang
Mahaindah. Biasanya, maulid selalu dibaca dengan suara nyaring dan lagu indah.
Para ahli secara sengaja meracik semua itu untuk menyembuhkan
penyakit-penyakit batin. Seseorang yang stres, tertekan, murung, selalu sedih
dengan dunia, berarti ada penyakit di dalam hatinya. Mencoba menghadiri majlis
dzikir, hizib, ratib, dan maulid bisa menjadi pilihan untuk mengobati kegalauan
batinnya.
Baca juga: Kenapa Kita Perlu Berdzikir?
Dalil-Dalil
Semua tulisan di atas, setiap paragrafnya, ada dalilnya. Baik di dalam
al-Quran maupun hadits, terutama pengalaman-pengalaman para wali. Hanya saja,
tulisan ini tidak hendak memaparkan dalil. Barangkali pada tulisan-tulisan
selanjutnya, jika dianggap perlu, dalil-dalil itu akan dikemukakan.