Selamatan Sebelum Berangkat Umroh, Apa Dasarnya?

Istilah
selamatan sepertinya sudah tidak asing bagi orang kampung. Penggunaan kata
tersebut dimaksudkan untuk menggelar do’a bersama meminta selamat dalam urusan.
Dalam
dunia umroh, selamatan itu sering dilakukan. Meski tidak sedikit orang yang
mengatakan dan meyakini perbuatan semacem itu adalah bid’ah.
Jika
diartikan kedalam bahasa Indonesia, memang kita tidak akan menemukan padanan
kata yang pas. Istilah selamatan itu muncul menjadi sebuah tradisi bagi
masyarakat pedaleman.
Dalam
konteks masyarakat modern, bisa jadi dan bahkan mungkin kata selametan itu
merupakan sinonim dari “tasyakuran”.
Dua jenis
kata berbeda namun substansinya sama. Apa itu? Ialah praktek do’a yang dibumbui
dengan makan bersama serta mengundang tetangga dengan tujuan doa bersama.
Biasanya
dalam acara selamatan, dihadiri oleh seorang ustadz yang akan memimpin acara
dimana isi acaranya adalah tahlil, pembacaan ayat suci al quran, sholawat dan
do’a.
Baca Juga: Tips Mencium Hajar Aswad
Selain
itu bagi sebagian orang, terkadang dilakukan juga pembacaan maulid Baginda Nabi
Muhammad SAW. Baik itu maulid al barzanji, maulid ad dibai, maulid simtud
dhurar dan banyak lainnya.
Tujuan
utama selamatan adalah memohon keselamatan dari Allah SWT. Lalu kenapa harus
mengundang orang banyak? Jawabannya karena semakin banyak orang yang hadir dan
mendoakan, maka semakin besar kemungkinan do’a itu dikabulkan oleh Allah SWT.
Saya
pernah membaca sebuah buku karangan seorang anak muda yang mendapat beasiswa ke
Qatar, saya lupa namanya. Salah satu bagian dari isi buku yang saya ingat
hingga sekarang adalah tentang hukum kesempatan.
Maksudnya
apa hukum kesempatan itu? Jadi begini, misal saya ingin masuk ke sebuah
perguruan tinggi negeri favorit, maka setidaknya saya harus tes di sepuluh
perguruan tinggi negeri tersebut.
Untuk
apa tes di sepuluh perguruan tinggi negeri? Ya, itulah namanya hukum
kesempatan. Paling tidak, dari sepuluh itu ada satu yang nyangkut. Terus bagaimana
kalau semuanya menerima, ya tinggal pilih mana yang paling favorit.
Hukum
kesempatan ini juga berlaku dalam hal selamatan. Semakin banyak orang yang
hadir dan turut mendoakan dengan ikhlas, maka besar kemungkinan do’a yang
dipanjatkan ada yang terkabul.
Karena
begini, kita tidak tahu do’a siapa yang dikabulkan oleh Allah SWT. Itu adalah
mutlak hak prerogatif-Nya.
Berdasarkan
data dari google trend, daerah yang paling banyak masyarakatnya dalam melakukan
selametan adalah jawa timur, disusul kalimantan selatan, DIY, Jawa tengah dll.
Baca juga: Kekuatan Pikiran
Apa landasan
atau dasar dari selaman ini? Mari coba kita simak beberapa ayat dalam alquran
yang senada dengan konteks selamatan ini, misal dalam surat ad duha ayat 11
Allah SWT berfirman;
وَأَمَّا بِنِعۡمَةِ رَبِّكَ
فَحَدِّثۡ
Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu
siarkan.
Konteks selamatan adalah bersyukur atas nikmat yang
telah Allah anugerahkan. Maka, sebagai bentuk syukur itu, seseorang biasanya
mengundang orang lain yang kemudian disuguhi hidangan berupa makanan dan
minuman ditambah berkat (istilah orang nahdliyyin adalah oleh-oleh bagi orang yang
hadir dalam acara selamatan).
Kemudian dalam ayat lain Allah SWT juga berfirman
وَإِذۡ تَأَذَّنَ رَبُّكُمۡ لَئِن
شَكَرۡتُمۡ لَأَزِيدَنَّكُمۡۖ وَلَئِن كَفَرۡتُمۡ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٞ
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat)
kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku
sangat pedih".
Tujuan dan maksud dari sebagian orang mengadakan selametetan
juga karena ingin bersyukur terhadap nikmat yang telah diberikan oleh Allah
SWT.