Etika Berbisnis dalam Islam
Hal ini menyebabkan banyak
masyarakat memilih melakukan ibadah umrah terlebih dahulu. Oleh karena itu,
bisnis travel umrah merupakan bisnis yang abadi dan berjangka panjang.
Meski saat ini terhenti
sementara disebabkan oleh adanya pandemi virus corona sehingga menyebabkan proses
umrah bahkan haji terhenti.
Dengan posisi seperti ini,
sudah jelas dan terang bahwa prospek bisnis umrah sangat menjanjikan.
Bisnis sangat dekat dengan
kehidupan sehari-hari. Banyak sekali diantara kita yang suka berbisnis dan
mungkin anda adalah salah satunya.
Jika anda ingin berbisnis
dan selamat dunia akhirat, maka wajib hukumnya mengetahui aturan bisnis dalam
islam.
Aturan-aturan tersebut
dikenal dengan etika. Etika bisnis adalah cara-cara melakukan kegiatan bisnis
yang mencakup seluruh aspek yang melibatkan individu, perusahaan, industri, dan
masyarakat.
Agama Islam merupakan sumber
nilai dan etika dalam segala aspek kehidupan manusia secara menyeluruh,
termasuk dalam hal bisnis.
Berikut ini lima ketentuan
umum etika berbisnis dalam Islam.
1.
Kesatuan
Memadukan
seluruh aspek kehidupan muslim, baik dalam bidang ekonomi, politik, maupun
sosial, menjadi keseluruhan yang homogen, serta mementingkan konsep konsistensi
dan keteraturan yang menyeluruh.
2.
Keseimbangan
Islam
sangat menganjurkan untuk berbuat adil dalam berbisnis, dan melarang berbuat
curang atau berbuat dzalim. Rasulullah diutus oleh Allah SWT untuk membangun
keadilan. Dalam beraktivitas di dunia kerja dan bisnis, Islam mengharuskan
untuk berbuat adil, tak terkecuali kepada pihak yang tidak disukai.
3.
Bebas Berkehendak
Kebebasan
merupakan bagian penting dalam nilai etika bisnis Islam, tetapi kebebasan itu
tidak merugikan kepentingan kolektif. Kepentingan individu dibuka lebar. Tidak adanya
batasan pendapatan bagi seseorang akan mendorong manusia untuk aktif berkarya
dan bekerja dengan segala potensi yang dimilikinya. Namun demikian, dibalik itu
ada kewajiban setiap individu terhadap masyarakat melalui zakar, infak, dan
sedekah.
4.
Tanggung Jawab
Untuk
memenuhi tuntunan keadilan dan kesatuan, manusia perlu mempertanggungjawabkan
tindakannya secara logis. Prinsip ini berhubungan erat dengan bebas
berkehendak. Ia menetapkan batasan mengenai apa yang bebas dilakukan oleh
manusia dengan bertanggung jawab atas semua yang dilakukannya.
5.
Kebenaran
Kebenaran
dalam konteks ini selain mengandung makna kebenaran sebagai lawan dari
kesalahan, juga mengandung unsur kebajikan dan kejujuran. Dalam konteks bisnis,
kebenaran dimaksudkan sebagai niat, sikap, dan perilaku benar yang meliputi
proses akad (transaksi), proses mencari atau memperoleh komoditas pengembangan,
dan proses meraih atau menetapkan keuntungan.
Itulah lima poin penting etika bisnis dalam Islam. Semoga dapat memberikan tambahan informasi positif bagi para pelaku bisnis atau yang akan memulai berbisnis.
Muksit Haetami
Pelaya Tamu Allah