Yakin Pasti Bisa
![]() |
Photo by Unsplash |
Di sepertiga malam, sambil nonton streaming Euro 2020, kebetulan yang tanding saat ini adalah Italia vs Belgia.
Babak pertama
usai, hasil sementara adalah 2 bagi Italia, sementara 1 bagi Belgia. Gol
pengejar ketertinggalan di persembahkan oleh Lukaku lewat tendangan pinalti
atau saya menyebutnya dengan tendangan dua belas pas.
Belajar dari pemain
Lukaku, bahwa keyakinan itu penting. Saat jarak bola dengan goal keeper begitu
dekat, tak ada hambat, maka seharusnya bisa menciptakan goal. Dan itulah yang
dibuktikan oleh Mario Lukaku, pemain yang saat ini membela klub Intermilan.
Apa definisi
yakin itu? Sependek pengetahuan saya, yakin itu Bahasa lugas dan mudahnya
adalah percaya. Jika yakin api yang sangat panas itu bisa jadi dingin, maka itu
bisa menjadi dingin.
Keyakinan kita
kepada Allah Swt misalnya, kita percaya kepada Allah Swt. Percaya Dia lah yang
menciptakan alam semesta, menciptakan surga dan neraka, menciptakan manusia
dengan segala keunikannya.
Dalam konteks
yang lebih sempit, misalnya yakin akan diri sendiri. Artinya kita percaya kepada kemampuan diri
sendiri. Lawan dari yakin atas diri sendiri adalah minder. Tidak percaya dengan
kemampuan diri sendiri. Padahal yakin pasti bisa.
Orang-orang sukses di dunia ini pasti memiliki
keyakinan yang sangat kuat didalam dirinya. Sehingga muncullah kekuatan yang
maksimal dan melahirkan kesuksesan.
Yakin pasti bisa. Kita mungkin pernah ingat bahwa ada
sebuah kisah tentang seorang Nabi bernama Ibrahim dan Ismail alaihimas salam.
Kedua nabi yang merupakan bapak dan anak ini
mengajarkan keyakinan yang luar biasa kepada manusia.
Nabi Ibrahim as diuji oleh Allah swt dengan perintah
agar beliau menyembelih putra kesayangannya nabi Ismail as. Karena ragu dengan
perintah lewat mimpi, Nabi Ibrahim tidak lengsung mentaati perintah yang datang
sekali dalam mimpinya.
Mimpi itu datang lagi, dengan perintah yang sama, yaitu
agar nabi Ibrahim as menyembelih putranya, Ismail as.
Setelah dua kali mimpi dengan perintah yang sama, nabi
Ibrahim as tetap meminta petunjuk kepada Allah Swt apakah mimpinya itu benar
atau ada bisikan setan.
Mimpi ketiga juga sama, yaitu diperintahkan untuk
menyembelih putra kesayangan yang dinanti selama kurang lebih 80 tahun.
Tetapi karena ketaatan dan keyakinan nabi Ibrahim
keada Allah Swt,maka beliau kemudian mengajak diskusi anaknya, Ismail as.
Nabi Ibrahim menceritakan mimpinya kepada Ismail as. Dan
karena Ismail adalah seorang anak dan nabi yang taat atau patuh, ia pasrah dan
taat atas perintah Allah Swt.
“jika itu merupakan perintah Allah Swt, maka aku siap
dan laksanakan perintah itu wahai Bapakku”. Jawab Ismail as terhadap perintah
itu.
Subhanallah, bapak dan anak yang soleh. Mencontohkan memberikan
teladan kepada umat manusia tentang arti ketaatan, kepasrahan kepada Allah Swt.
Pertanyaan sederhana. Bagaimana jika hal itu terjadi
kepada kita? Apakah akan memiliki keyakinan dan ketaatan sebagaimana nabi
Ibrahim dan nabi Ismail as?
Karena kita manusia biasa, susah sepertinya untuk bisa
meniru bagaimana ketaatan dan keyakinan nabi Ibrahim dan Ismail as. Tetapi paling
tidak kita bisa belajar sedikit-sedikit tentang keyakinan dan ketaatan dari
kisah nabi Ibrahim dan Ismail as.
Semoga kita bisa memiliki keyakinan yang dahsyat seperti
nabi Ibrahim dan Ismail as.
Kembali kepada tema “Yakin Pasti Bisa”. Percaya kepada
diri sendiri. Percaya akan kemampuan yang dimiliki sebagai modal dasar untuk
sukses dunia akhirat.
Salam, Muksit Haetami.